Minggu, 03 April 2011

Jusuf Kalla => Gempa Bumi Tidak Membunuh Orang

Terletak di kawasan “Ring of Fire” yang memiliki aktivitas tektonik dan vulkanik cukup tinggi, Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang rawan terkena bencana. Dari sini, diperlukan sebuah badan yang cepat tanggap menolong korban setiap kali terjadi bencana.

Palang Merah Indonesia, bersama sejumlah lembaga lain di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, adalah garda terdepan upaya penyelamatan korban bencana itu. Mereka misalnya membangun tempat pengungsian, dapur umum, dan menyediakan perawatan medis. Selain itu, PMI juga melayani kebutuhan transfusi darah.

Sejak dipimpin Jusuf Kalla pada 2009, PMI menjadi semakin modern dan responsif. Fajar Anugrah Putra dari Yahoo! Indonesia berkesempatan mewawancarai mantan wakil presiden itu di kediamannya di Jl Brawijaya, Jakarta, Rabu (30/3). Kakek 10 cucu ini santai, berkemeja batik lengan panjang dan selalu mengumbar senyum meski raut wajahnya terlihat lelah.

Berikut ini kutipannya:

Yahoo! Indonesia (Y!): Seperti apa prosedur standar penanganan bencana alam yang dimiliki PMI?

Jusuf Kalla (JK): Prosedur yang paling pertama ialah menetapkan kondisi tanggap darurat dan merespons dengan cepat ke lapangan. Ini sebuah standar yang umum sebenarnya, hanya saja berbeda-beda berdasarkan jenis bencananya — penanganan banjir tentu beda dengan gempa bumi. Tapi intinya ialah menyelamatkan jiwa manusia.

Y!: Apa saja yang dilakukan PMI di daerah yang tertimpa bencana?

JK: Kami menyiapkan dapur umum, mengusahakan air bersih, dan membangun tempat penampungan. Seperti kemarin di Merapi, kami lima bulan sebelumnya sudah siaga. Kami membangun 20 tangki besar penjernih air.

Y!: Selama ini dana operasional PMI didapat dari mana?

JK: Dari sumbangan masyarakat, dari bantuan masyarakat. Berputar saja: Masyarakat membantu palang merah, palang merah bergerak membantu masyarakat.

Y!: Apakah dana bantuan masyarakat bisa mencukupi kebutuhan operasional PMI?

JK: Ya, alhamdulillah.

Y!: Bagaimana dengan personel dan perlengkapan PMI sekarang ini, apakah sudah memadai?

JK: Begini. Kami punya sekitar satu juta relawan di seluruh Indonesia. Mereka datang dari bermacam-macam organisasi, misalnya ada yang dari Palang Merah Remaja. Peralatan kami juga makin baik. Ada helikopter, ambulans dan Hagglund [kendaraan amfibi].

Kami menempatkan semua kemampuan kami di enam lokasi di Indonesia. Di setiap 35 juta penduduk. Ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, di Surabaya. Lalu ada di Sumatra, di Makassar untuk kawasan Indonesia Timur serta di Banjarmasin. Di sana ada juga alat penjernih air, tenaga kesehatan, perlengkapan logistik dan helikopter.

Y!: Bapak belum lama ini berkunjung ke Jepang dan saat di sana mengalami bencana gempa dan tsunami. Pelajaran apa yang bisa kita petik dari bencana di Jepang kemarin, Pak?

JK: Begini. Gempa bumi itu tidak membunuh orang. Yang membunuh orang itu adalah bangunan yang runtuh. Yang menyelematkan orang saat bencana adalah kultur, kebiasaan dan pendidikan.

Bangunan Jepang sudah siap terhadap gempa sampai skala tertentu. Mereka juga rutin menggelar latihan evakuasi saat bencana, sehingga orang tahu jalur yang harus ditempuh, harus pergi ke mana untuk menyelamatkan diri serta tidak panik..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar