Senin, 04 April 2011

Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya

Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:

  • Merintis usaha baru (starting)
    1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
    2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
    3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
  • Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
  • Kerjasama manajemen (franchising)

Merintis Usaha Baru

Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko.

Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki:

  • Kecakapan untuk bekerja
  • Kemampuan mengorganisir
  • Kreatif
  • Lebih menyukai tantangan

Menurut hasil survei Peggy Lambing:

  • Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.
  • Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.
  • Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena hobi.

Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:

  • Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
  • Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan.

Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

  • Kemampuan teknik
  • Kemampuan pemasaran
  • Kemampuan finansial
  • Kemampuan hubungan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

  • Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:

    1. Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan).
    2. Bidang usaha pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata).
    3. Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis).
    4. Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya).
    5. Bidang usaha perdangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor).
    6. Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi).
    7. Bidang jasa perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering).
    8. Bidang usaha jasa-jasa umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi).
    9. Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana wisata).
  • Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih

Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma.

  • Tempat usaha yang akan dipilih

Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:

    1. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
    2. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
    3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya
  • Organisasi usaha yang akan digunakan.
  • Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.
  • Lingkungan usaha

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

Membeli Perusahaan yang sudah didirikan

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:

  • Resiko lebih rendah
  • Lebih mudah
  • Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:

  • Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
  • Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.

Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba)

Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.

Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).

Bentuk

Kelebihan

Kekurangan

Merintis usaha

  • Gagasan Murni
  • Bebas beroperasi
  • Fleksibel dan mudah penggunaan
  • Pengakuan nama barang
  • Fasilitas inefisien
  • Persaingan kurang diketahui

Membeli perusahaan

  • Kemungkinan sukses
  • Lokasi sudah cocok
  • Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap
  • Sudah siap operasi
  • Perusahaan yang dijual biasanya lemah
  • Peralatan tak efisien
  • Mahal
  • Sulit inovasi

Kerjasama manajemen

  • Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metoda teknik produksi, pelatihan dan bantuan modal
  • Penggunaan nama, Merek yang sudah dikenal
  • Tidak mandiri
  • Kreativitas tidak berkembang
  • Menjadi independen, terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor

ARTIKEL KEWIRAUSAHAAN

Manajemen











Nama : Viny Arviana

Kelas : 1DD02

NPM : 32209796

Universitas Gunadarma

Viny Arviana

32209796

1DD02

Cake pisang keju

☻Bahan-bahan :

- 100 gr gula pasir
- 4 btr telur
- 150 gr tepung terigu
- 1 sdt baking powder
- 1 sdm bumbu spekuk
- 300 gr pisang ambon matang, haluskan
- 100 gr mentega, cairkan
- Keju lembaran secukupnya

☻Cara membuat :

1. Kocok gula pasir dengan telur sampai kental.
2. Campur terigu, baking powder dan bumbu spekuk, aduk rata.
3. Setelah adonan kental, angkat mixer, masukkan secara bergantian campuran tepung terigu, pisang yang telah dihaluskan dan mentega cair sambil diaduk hingga rata.
4. Ambil cetakan atau loyang segi panjang, alasi dengan kertas roti, olesi margarin dan taburi tepung terigu. Tuang adonan 1/3 bagian, atasnya beri keju lembaran, tuang lagi adonan 1/3 bagian, atasnya beri keju lalu tutup lagi dengan sisa adonan hingga penuh.
5. Panggang dalam oven dengan suhu 130°-150°C sampai matang.
6. Angkat, keluarkan dari cetakan, lalu potong potong sesuai selera.

Strategi Pemasaran :

Omset penjualan merupakan ‘aliran darah’ likuiditas perusahaan. Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan akan mengalami kerugian yang secara cepat akan berubah menjadi kematian. Untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat secara cepat diperlukan strategi Pemasaran yang tepat dan kreatif, yaitu dengan melakukan pull strategy maupun push strategy. Pull strategy banyak melibatkan kegiatan iklan, brand, trade promo dan consumer promo. Sedangkan push strategy banyak melibatkan agen – agen penjualan

sebagai perantara. Ketidaktepatan ramuan masing – masing program promosi yang dijalankan, menyebabkan pemborosan biaya promosi tanpa menghasilkan peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Dalam workshop ini, peserta diharapkan dapat menyusun komposisi yang tepat dalam membuat program – program promosi yang kreatif, sehingga dapat meningkatkan penjualan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Ardhi yanto soevian

36209442

1DD02

Pisang kremes

~ Bahan-bahan :
1 sisir (10 buah) pisang uli
1½ lt minyak goreng.
~ Bahan Pencelup :
125 tepung terigu protein sedang
¼ sdt garam
250 ml air
1 sdm tepung beras
1½ sdm gula tepung
~ Bahan Kremesan :
1 lt air
240 gr tepung beras
45 gr tepung sagu tani
1 sdm garam
20 gr gula merah, disisir halus
2 kuning telur
pewarna kuning tua secukupnya (boleh tidak dipakai)

~ Cara membuat :
1. Potong pisang seperti kipas melebar. Sisihkan.
2. Aduk bahan pencelup sampai rata.
3. Aduk bahan kremesan sampai rata.
4. Panaskan minyak goreng. Tuang 1 sendok sayur adonan

kremesan.

Biarkan mengambang. Kecilkan api. Kumpulkan adonan sehingga menyatu.

5. Celup pisang ke bahan pencelup. Masukkan ke bagian tengah kremesan yang

udah dikumpulkan. Lipat kremesan hingga menutupi pisang.
6. Goreng sampai matang.

~ Tips :
Menggoreng pisang kremes lebih baik menggunakan 2 penggorengan yang masing-masing diisi minyak panas.
Penggorengan pertama digunakan untuk menuang bahan kremes hingga melipat adonan.
Penggorengan kedua digunakan untuk mematangkannya.
Pada saat menuang bahan kremesan minyak harus benar-benar panas agar bahan kremesan naik dan mengambang.
Setelah bahan kremesan mengambang, kecilkan api agar bahan kremesan tidak cepat kering.

~ Strategi Pemasaran :

Omset penjualan merupakan ‘aliran darah’ likuiditas perusahaan. Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan akan mengalami kerugian yang secara cepat akan berubah menjadi kematian. Untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat secara cepat diperlukan strategi Pemasaran yang tepat dan kreatif, yaitu dengan melakukan pull strategy maupun push strategy. Pull strategy banyak melibatkan kegiatan iklan, brand, trade promo dan consumer promo. Sedangkan push strategy banyak melibatkan agen – agen penjualan.

Wanda Risakotta

38209504

1DD02

PISANG COKLAT STRAWBERY

♣ Bahan-bahan :
1 SDM Coklat Bubuk
3 SDM gula pasir
10 Lbr kulit lumpia
5 bh Pisang kepok / Piasang raja belah 2 memanjang
5 buah Strawbery

♣ Cara Membuat :
1. Campur Coklat bubuk dan gula pasir.
2. siapkan 1 lembar kulit lumpia
3. letakkan potongan pisang dan potogan strawbery lalu taburkan campuran coklat dan gula hingga seluruh bagian pisang tertutupi.
4. Lipat kulit lumpia seperti melipat dadar (pastikan semua bagian pisang tertutup agar coklat tidak lumer keluar saat di goreng)
5. lakukan langkah 1-4 pada kulit lumpia yg lain.
6. Panaskan minyak. goreng pisang coklat diatas api sedang.
7. Bila warna kulit telah kecoklatan angkat dr penggorengan.
8. sajikan..untuk 10 bh piscok.

Strategi pemasaran :

Omset penjualan merupakan ‘aliran darah’ likuiditas perusahaan. Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan akan mengalami kerugian yang secara cepat akan berubah menjadi kematian. Untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat secara cepat diperlukan strategi Pemasaran yang tepat dan kreatif, yaitu dengan melakukan pull strategy maupun push strategy. Pull strategy banyak melibatkan kegiatan iklan, brand, trade promo dan consumer promo. Sedangkan push strategy banyak melibatkan agen – agen penjualan.

Cara pemasaran banyak di minati oleh berbagai macam orang-orang.

Mahasiswa/i maupun anak SMP/SMA mereka sangat menyukai makanan berjenis pisang.

Apa lagi dengan berbagai macam kreasi pisang coklat strawbery.

Rasa nya sangat khas di lidah ...

Yummy.......!

Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya

Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:

  • Merintis usaha baru (starting)
    1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
    2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
    3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
  • Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
  • Kerjasama manajemen (franchising)

Merintis Usaha Baru

Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko.

Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki:

  • Kecakapan untuk bekerja
  • Kemampuan mengorganisir
  • Kreatif
  • Lebih menyukai tantangan

Menurut hasil survei Peggy Lambing:

  • Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.
  • Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.
  • Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena hobi.

Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:

  • Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
  • Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan.

Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

  • Kemampuan teknik
  • Kemampuan pemasaran
  • Kemampuan finansial
  • Kemampuan hubungan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

  • Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:

    1. Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan).
    2. Bidang usaha pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata).
    3. Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis).
    4. Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya).
    5. Bidang usaha perdangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor).
    6. Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi).
    7. Bidang jasa perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering).
    8. Bidang usaha jasa-jasa umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi).
    9. Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana wisata).
  • Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih

Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma.

  • Tempat usaha yang akan dipilih

Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:

    1. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
    2. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
    3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya
  • Organisasi usaha yang akan digunakan.
  • Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.
  • Lingkungan usaha

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

Membeli Perusahaan yang sudah didirikan

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:

  • Resiko lebih rendah
  • Lebih mudah
  • Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:

  • Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
  • Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.

Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba)

Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.

Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).

Bentuk

Kelebihan

Kekurangan

Merintis usaha

  • Gagasan Murni
  • Bebas beroperasi
  • Fleksibel dan mudah penggunaan
  • Pengakuan nama barang
  • Fasilitas inefisien
  • Persaingan kurang diketahui

Membeli perusahaan

  • Kemungkinan sukses
  • Lokasi sudah cocok
  • Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap
  • Sudah siap operasi
  • Perusahaan yang dijual biasanya lemah
  • Peralatan tak efisien
  • Mahal
  • Sulit inovasi

Kerjasama manajemen

  • Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metoda teknik produksi, pelatihan dan bantuan modal
  • Penggunaan nama, Merek yang sudah dikenal
  • Tidak mandiri
  • Kreativitas tidak berkembang
  • Menjadi independen, terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor

ARTIKEL KEWIRAUSAHAAN

Manajemen











Nama : Viny Arviana

Kelas : 1DD02

NPM : 32209796

Universitas Gunadarma

Viny Arviana

32209796

1DD02

Cake pisang keju

☻Bahan-bahan :

- 100 gr gula pasir
- 4 btr telur
- 150 gr tepung terigu
- 1 sdt baking powder
- 1 sdm bumbu spekuk
- 300 gr pisang ambon matang, haluskan
- 100 gr mentega, cairkan
- Keju lembaran secukupnya

☻Cara membuat :

1. Kocok gula pasir dengan telur sampai kental.
2. Campur terigu, baking powder dan bumbu spekuk, aduk rata.
3. Setelah adonan kental, angkat mixer, masukkan secara bergantian campuran tepung terigu, pisang yang telah dihaluskan dan mentega cair sambil diaduk hingga rata.
4. Ambil cetakan atau loyang segi panjang, alasi dengan kertas roti, olesi margarin dan taburi tepung terigu. Tuang adonan 1/3 bagian, atasnya beri keju lembaran, tuang lagi adonan 1/3 bagian, atasnya beri keju lalu tutup lagi dengan sisa adonan hingga penuh.
5. Panggang dalam oven dengan suhu 130°-150°C sampai matang.
6. Angkat, keluarkan dari cetakan, lalu potong potong sesuai selera.

Strategi Pemasaran :

Omset penjualan merupakan ‘aliran darah’ likuiditas perusahaan. Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan akan mengalami kerugian yang secara cepat akan berubah menjadi kematian. Untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat secara cepat diperlukan strategi Pemasaran yang tepat dan kreatif, yaitu dengan melakukan pull strategy maupun push strategy. Pull strategy banyak melibatkan kegiatan iklan, brand, trade promo dan consumer promo. Sedangkan push strategy banyak melibatkan agen – agen penjualan

sebagai perantara. Ketidaktepatan ramuan masing – masing program promosi yang dijalankan, menyebabkan pemborosan biaya promosi tanpa menghasilkan peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Dalam workshop ini, peserta diharapkan dapat menyusun komposisi yang tepat dalam membuat program – program promosi yang kreatif, sehingga dapat meningkatkan penjualan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Ardhi yanto soevian

36209442

1DD02

Pisang kremes

~ Bahan-bahan :
1 sisir (10 buah) pisang uli
1½ lt minyak goreng.
~ Bahan Pencelup :
125 tepung terigu protein sedang
¼ sdt garam
250 ml air
1 sdm tepung beras
1½ sdm gula tepung
~ Bahan Kremesan :
1 lt air
240 gr tepung beras
45 gr tepung sagu tani
1 sdm garam
20 gr gula merah, disisir halus
2 kuning telur
pewarna kuning tua secukupnya (boleh tidak dipakai)

~ Cara membuat :
1. Potong pisang seperti kipas melebar. Sisihkan.
2. Aduk bahan pencelup sampai rata.
3. Aduk bahan kremesan sampai rata.
4. Panaskan minyak goreng. Tuang 1 sendok sayur adonan

kremesan.

Biarkan mengambang. Kecilkan api. Kumpulkan adonan sehingga menyatu.

5. Celup pisang ke bahan pencelup. Masukkan ke bagian tengah kremesan yang

udah dikumpulkan. Lipat kremesan hingga menutupi pisang.
6. Goreng sampai matang.

~ Tips :
Menggoreng pisang kremes lebih baik menggunakan 2 penggorengan yang masing-masing diisi minyak panas.
Penggorengan pertama digunakan untuk menuang bahan kremes hingga melipat adonan.
Penggorengan kedua digunakan untuk mematangkannya.
Pada saat menuang bahan kremesan minyak harus benar-benar panas agar bahan kremesan naik dan mengambang.
Setelah bahan kremesan mengambang, kecilkan api agar bahan kremesan tidak cepat kering.

~ Strategi Pemasaran :

Omset penjualan merupakan ‘aliran darah’ likuiditas perusahaan. Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan akan mengalami kerugian yang secara cepat akan berubah menjadi kematian. Untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat secara cepat diperlukan strategi Pemasaran yang tepat dan kreatif, yaitu dengan melakukan pull strategy maupun push strategy. Pull strategy banyak melibatkan kegiatan iklan, brand, trade promo dan consumer promo. Sedangkan push strategy banyak melibatkan agen – agen penjualan.

Wanda Risakotta

38209504

1DD02

PISANG COKLAT STRAWBERY

♣ Bahan-bahan :
1 SDM Coklat Bubuk
3 SDM gula pasir
10 Lbr kulit lumpia
5 bh Pisang kepok / Piasang raja belah 2 memanjang
5 buah Strawbery

♣ Cara Membuat :
1. Campur Coklat bubuk dan gula pasir.
2. siapkan 1 lembar kulit lumpia
3. letakkan potongan pisang dan potogan strawbery lalu taburkan campuran coklat dan gula hingga seluruh bagian pisang tertutupi.
4. Lipat kulit lumpia seperti melipat dadar (pastikan semua bagian pisang tertutup agar coklat tidak lumer keluar saat di goreng)
5. lakukan langkah 1-4 pada kulit lumpia yg lain.
6. Panaskan minyak. goreng pisang coklat diatas api sedang.
7. Bila warna kulit telah kecoklatan angkat dr penggorengan.
8. sajikan..untuk 10 bh piscok.

Strategi pemasaran :

Omset penjualan merupakan ‘aliran darah’ likuiditas perusahaan. Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan akan mengalami kerugian yang secara cepat akan berubah menjadi kematian. Untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat secara cepat diperlukan strategi Pemasaran yang tepat dan kreatif, yaitu dengan melakukan pull strategy maupun push strategy. Pull strategy banyak melibatkan kegiatan iklan, brand, trade promo dan consumer promo. Sedangkan push strategy banyak melibatkan agen – agen penjualan.

Cara pemasaran banyak di minati oleh berbagai macam orang-orang.

Mahasiswa/i maupun anak SMP/SMA mereka sangat menyukai makanan berjenis pisang.

Apa lagi dengan berbagai macam kreasi pisang coklat strawbery.

Rasa nya sangat khas di lidah ...

Yummy.......!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar